Topic yang akan kita bahas pada artikel kali ini adalah dengan mengenai evaluasi usability. Evaluasi usability berfokus pada seberapa baik pengguna dapat belajar dan menggunakan produk untuk mencapai tujuan mereka. Ini juga merujuk pada seberapa puas pengguna dengan proses itu. Untuk mengumpulkan informasi ini, praktisi menggunakan berbagai metode yang mengumpulkan umpan balik dari pengguna tentang situs yang ada atau rencana yang terkait dengan situs baru. Berikut adalah beberapa keuntungan yang akan didapatkan apabila kita melakukan evaluasi usability yaitu :
1. Menghemat waktu untuk perusahaan dan pengguna.
2. Memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
3. Menawarkan wawasan tentang seberapa puas pengguna terhadap produk.
4. Mengidentifikasi area masalah dalam produk yang mungkin tidak jelas.
5. Memberikan pemeriksaan produk yang tidak bias.
Evaluasi kegunaan menilai sejauh mana sistem interaktif mudah dan menyenangkan untuk digunakan. Pengujian kegunaan pada sistem baru adalah impor untuk membantu memahami apa yang berhasil dan yang tidak. Ini sering dimasukkan dalam pengembangan berulang sehingga produk terus meningkat. Itu juga dapat menentukan keberhasilan suatu sistem. Misalnya pengguna di situs web dapat pergi jika situs web tersebut sulit untuk berinteraksi seperti teks merah dengan latar belakang hitam. Pengujian kegunaan biasanya melibatkan orang-orang yang mungkin berpotensi menggunakan sistem atau yang sudah menggunakan sistem untuk menjadi penguji, tidak bisa siapa pun yang terlibat dalam pembuatan produk atau sistem.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam evaluasi usability yaitu :
1. Metode Heuristic
Evaluasi heuristik dilakukan oleh para ahli. Mereka meninjau antarmuka sistem dan membandingkannya dengan prinsip kegunaan yang diterima. Ini biasanya dilakukan sebelum memperkenalkannya kepada pengguna. Perlu juga dicatat bahwa evaluasi heuristik tidak mencerminkan bagaimana sistem mungkin menarik bagi pengguna. Evaluator mengukur kegunaan, efisiensi, dan efektivitas antarmuka berdasarkan 10 kegunaan heuristik yang awalnya ditentukan oleh Jakob Nielsen pada tahun 1994. Berikut adalah 10 usability heuristic :
a. Visibility of System Status (Visibilitas Status Sistem)
b. Match Between System and the Real World (Pertandingan Antara Sistem dan Dunia Nyata)
c. User Control and Freedom (Kontrol dan Kebebasan Pengguna)
d. Consistency and Standards (Konsistensi dan Standar)
e. Error Prevention (Pencegahan Kesalahan)
f. Recognition Rather Than Recall (Pengakuan Daripada Mengingat)
g. Flexibility and Efficiency of Use (Fleksibilitas dan Efisiensi Penggunaan)
h. Aesthetic and Minimalist Design (Desain Estetis dan Minimalis)
i. Help users recognize, diagnose, and recover from errors (Bantu pengguna mengenali, mendiagnosis, dan memulihkan dari kesalahan)
j. Help and documentation (Bantuan dan dokumentasi)
2. Cognitive walkthroughs
Cognitive walkthroughs adalah metode evaluasi kegunaan di mana surveyor mengamati interaksi pengguna melalui serangkaian tugas. Pengguna diminta untuk mengatakan apa pun yang mereka lihat, pikirkan, lakukan, dan rasakan, saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fokusnya adalah pada pemahaman kemampuan belajar sistem untuk pengguna baru atau jarang. Ini dapat dilakukan oleh siapa saja, tetapi data yang dikumpulkan mungkin tidak memberikan banyak jika orang tersebut sudah terbiasa dengan sistem.
0 Komentar